paper pendekatan dalam Hubungan internasional


Nama : Redha Alfian tugas 2
NIM : 1001120325
Jurusan : Ilmu Hubungan internasional
Mata kuliah : Pengantar Ilmu Hubungan Internasional

perkembangan ilmu hubungan internasional belum jelas dimulainya dimana dimana dan kapan karena masih bersifat relatif kondosional, sebenarnya ilmu hubungan internasional jauh telah dimulai jauh masehi, tetapi dimulainya menjadi sebuah disiplin ilmu masih dimulai dalam 2 abad terakhir. Paper ini akan membahas tentang sejarah perkembangan dan sistem analisa Ilmu hubungan Internasional.

Dalam menentukan disiplin sebuah ilmu, kita akan selalu menemukan dua kenyataan, pertama, yakni perkembangan suatu ilmu berkaitan erat dengan disiplin ilmu yang lain. Kedua, yakni perkembangan suatu ilmu tidak berjalan secara ajeg, yakni suatu waktu ia akan mengalami perkembangan secara besar-besaran, Misalnya dalam bentuk penemuan baru.

Untuk lebih mudah mengetahui periodesasi maka dapat kita klasifikasikan masa pendisiplinan ilmu hubungan internasional menjadi 4 kelompok besar:

Studi hubungan internasional sebelum perang dunia II

Selama berabad-abad pekerjaan para pelopor studi ilmu hubungan internasional hanya mengumpulkan data yang berserak-serak yang pada waktu itu belum menjadi sebuah disiplin waktu. Ilmuan sudah mempelajari tentang hukum antar bangsa, hakekat kekuasaan negara dan kedaulatan, masalah pengelolaan hubungan kekuasaan dan pengembangan lembaga-lembaga internasional. Dari berbagai studi ini muncullah pada awal abad 20 suatu bidang studi dan terorganisasi kemudian dimasukan dalam kurikulum di beberapa universitas di Amerika Serikat, yaitu bidang studi hubungan internasional. Munculnya disiplin ilmu pada masa ini lebih disebabkan untuk memahami sebab-sebab terjadi perang dan untuk membina dunia yang lebih damai.

Salah satu unsur terpenting studi dan pengajaran ilmu ini adalah sejarah diplomasi. Unsur penting yang lain adalah hukum internasional dan badan internasional yang dibentuk sejak akhir abad ke 19. pada masa ini metode utama yang dilakukan untuk menghindari dan mencega perang adalah penyelesaian secara damai dan pembatasan senjata. Misalnya arbitrasi internasional dan konferensi perdamaian( seperti konferensi den Haag). Pengutamaan peranan hukum dan organisasi internasional, metode jaminan keamanan yang l=kolektif, hak penentuan nasib sendiri dan pelucutan senjata, itu menunjukan minat yang mengara ke teoritis yang normatif dan utopian.
Asumsi ini runtuh setelah pecah perang dunia I. Banyak studi ilmu hubungan internasional samapi menjelang perang dunia berikutnya mencerminkan ketidak percayaan pada asumsi-asumsi paradigma abad ke 19 tersebut. Tetapi menarik bahwa pendekatan yang lama itu salah; tetapi malah diusulkan untuk diterapkan lagi dengan sungguh-sungguh. Akibatnya studi hubungan internasional berjalan menurut tiga alur.

Pertama, hubungan internasional dipelajari melalui penelaahan kejadian-kejadian yang sedang jadi nerita utama dan dari bahan itu dicoba dibuat pola umum kejadian. Kedua adalah dipelajari melalui organisasi internasional. Dengan asumsi bahwa konflik dapat dikelola dan diselesaikan dengan suatu aturan main. Ketiga yakni model analisa menekankan kepada perkembangan ekonomi internasional. Dengan menggunakan Marxis—Leninis suatu aliran yang menggunakan analisa ekonomi
sebagai suatu variabel ekonomi dapat menjelaskan suatu konflik dan perang internasional pada masa sebelumnya.

Dilihat dari masa ini, kecendrungan keilmuan memang sedikit naif, sebagian mereka percaya hukum internasional dan organi internasional dapat mengelola fenomena politik internasional yang eksplosif, sebagian lagi menelaah kejadian-kejadian internasional yang sedang terjadi dengan berita hangat dapat diciptakan kerangka konseptual.

2. Studi hubungan internasional sesuda perang dunia II

paradigma realis pada dua dasawarsa terakhir merupakan bentuk perkembangan teoritis yang juaga dapat mendeskripsikan serta menjelaskan prilaku negara hubungan internasional dan memberikan kerangka preskriptif bagi negarawan yang membuat keputusan.

Berkembangnya paradigma realis juga menurnka utopian dalam studi hubungan internaisonal. Berdasarkan paradigma ini ilmuan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong munculnya teori-teori yang masih berpengaruh sampai saat ini, kaum realis berusaha menemukan jawaban yang diajukan oleh ilmuan tahun 1970n dan 1980n.

3. “revolusi behavioral” dan pendekatan “saintific”

penolakan terhadap konsep kekuasaan berbuah kepada revolusi behavioral pada tahun 1950-an dan 1960-an. Revolusi ini mendorong studi ilmu hubungan internasional kearahteori yang eksplanatori dan prediktif. Suatu teori yang dapat menjelaskan dan meramlakan. Ilmuan pada masa ini menyebut ilmuan sebelumnya sebagai “tradisionalis”, karena mengabaikan hipotesa-hipotesa yang dikaitkan secara logis. Mereka masih memusatkan penelitian secara tunggal dan meragukan generalisasi atas kejadian atau fenomena internasional.

kaum ilmuan behavioralis berpendapat bahwa pemusatan pada penelitian banyak kasus untuk menentukan pola yang berulang dapat mengembangkan studi ini, dengan mengarahkan penelitian dengan menunjukan kepada variabel kunci, merumuskan teori dan membuat hipotesa yang operasional untuk menekankan ketepatan untuk mendorong penerapan metode kuantitatif, seperti analisa isi ( Content analysis), dokumen dan penelitian survai pendapat elit atau publik. Sementara ilmuan sebelumnya berpendapat bahwa kehidupan internasional itu sangat kompleks dan banyak sehingga sulit untuk disederhanakan. Kontroversi

4. Studi hubungan internasional pasca- behavioralis
Teorisi “pasca-behavioralis” tidak mengakui pembedaan antara fakta dan nilai. Ilmu politik harus menilai baik buruknya suatu sistem politik, domestik maupun internasional, dan harus memihak. (misalnya di Amerika serikat terkenal menentanga dalam keterlibatan pemerintahannya di Vietnam). Ilmuan pasca behavioralis menerima fakta bahwa nilai sangat mempengaruhi proses keilmuan. Memang sangat sulit untuk untuk menciptakan kesepakatan, lebih baik mengakui adanya keanekaragaman perspektif teoritis atau paradigma dalam studi hubungan internasional dan menilai masing-masing berdasarkan kemampuannya memberikan penjelasan yang paling meyakinkan.




Tingkat-tingkat Analisa

mengapa kita mempersoalkan tingkat analisa? pertama aktor utama dalam hubungan internasional, mulai dari individual pemimpin, prilaku kelompok, karakteristiknegara itu sendiri, hubungan dengan beberapa negara, sampai struktur hubungan pada tingkat global.

Kedua, kerangka berpikir analisa membantu memilah-milah faktor yang mana yang harus paling banyak ditekankan.
Ketiga, kerangka analisa memungkinkan kita untuk memilah mana dampak dari sekumpulan faktor tertentu terhadap suatu fenomena dan dampak dari kumpulan faktor lain terhadap fenomena itu, dan kemudian membandingkan dari kedua kelompok faktor yang berbeda, sehingga untuk fenomena yag sama kita memperoleh bebrapa penjelasan alternatif.
Keempat, peka terhadap analisa karena adanya kemungkina kesalahan metodologis yang disebut dengan fallacy of composition dan ecological fallacy.

Identifikasi tingkat analisa
Untuk menentukan tingkat analisa pertama kita harus menentukan unit analisisnya kemudian kita harus menentukan unit eksplanasinya, yaitu unit yang dianggap sebagai variabel independen dan perilakunya hendak diamati.

Mohtar mas'oed menerapkan pemilahan tingkat-tingkat analisa yang paling konfrehensif dan tuntas,
  • perilaku individu ;kepala pemerintahan, mentri luar negri, penasehat keamanan, dan sebagainya
  • perilaku kelompok ; organisasi internasional, birokrasi, departemen, dan badan-badan pemerintahan
  • Negara-Bangsa ;perilaku individu , kelompok, organisasi, lembaga hanya akan diperhatikan sejauh perilaku mereka berkaitan dengan tindakan internasional.
  • Pengelompokan negara-negara ; blog ideologi, pengelompokan dalam PBB, persekutuan ekonomi
  • Sistem internasional : setiap bangsa-bangsa didunia dan interaksi mereka merupakan sistem internasional.

Menetapkan Tingkat analisa

Bagaimana cara menetukan singkat analisis dan apa yang kita pakai sebagai pedoman untuk membuat keputusan? Ada dua hal yang dipertimbangkan untuk menentukan suatu tingkat analisa
pertama, teori atau konsep tentang fenomena yang hendak dipakai.
Kedua, menetukan pemilihan tingkat analisa adalah tujuan analisa atau penelitian itu sendiri


Daftar Pustaka

Moas'oed, Mohtar













































No comments:

Post a Comment